Perintahtentang pengudusan hari Sabat sejajar dengan 9 perintah yang lain. It has equal position. Dan hari Sabat dalam Alkitab adalah hari ketujuh. Hari ketujuh. Tuhan dalam Keluaran menyatakan hari ketujuh sama seperti di Kejadian dan kemudian di Ulangan. Dia sebutkan di Imamat, di Yesaya, Yehezkiel, bahkan di Mazmur ada Nyanyian pada hari Sabat.
HariSabat adalah hari perhubungan yang menyenangkan dengan Tuhan, dan juga dengan sesama. Sabat merupakan sebuah lambang penebusan kita di dalam Kristus, satu tanda penyucian kita, sebuah pernyataan bahwa kita tunduk dan taat, sebuah gambaran mendatang tentang kehidupan yang abadi di dalam kerajaan Yesus.
sabatadalah hari bahagia. Maranatha Digital Ministry "Hari sabat-Oh! Jadikanlah itu sebagai hari yang paling indah dan yang paling berbahagia dari hari-hari sepanjang minggu."
cash. Pertanyaan Jawaban Sering dikatakan bahwa ”Allah menetapkan Sabat di Eden” didasari hubungan antara Sabat dan penciptaan dalam Keluaran 2011. Sekalipun berhentinya Allah bekerja pada hari ketujuh Kejadian 23 memberi pertanda untuk hukum mengenai Sabat di kemudian hari, tidak ada catatan Alkitab mengenai Sabat sebelum umat Israel meninggalkan Mesir. Dalam Alkitab, tidak ada indikasi bahwa memelihara hari Sabat dilakukan dari zaman Adam sampai Musa. Firman Tuhan jelas menyatakan kalau memperingati Sabat adalah tanda khusus antara Allah dan Israel. “Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.” Keluaran 193-5. “Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal. Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat." Keluaran 3116-17. Dalam Ulangan 5, Musa mengulangi sepuluh hukum kepada generasi yang baru dari bangsa Israel. Di sini, setelah memerintahkan untuk memperingati Sabat dalam ayat 12-14, Musa memberikan alasan mengapa Sabat diberikan kepada bangsa Israel, “Sebab haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat” Ulangan 515. Perhatikan kata “itulah sebabnya.” Maksud Allah memberi Sabat kepada orang-orang Israel bukan supaya mereka mengingat penciptaan, namun mengingat perbudakan mereka di Mesir dan pembebasan dari Tuhan. Perhatikan peraturan untuk memelihara Sabat seseorang yang berada di bawah hukum Sabat tidak boleh meninggalkan rumahnya pada hari Sabat Keluaran 1629, tidak boleh menyalakan api Keluaran 353, dan tidak boleh membuat orang lain bekerja Ulangan 514. Orang yang melanggar Sabat dijatuhi hukuman mati Keluaran 3115; Bilangan 1532-35. Perjanjian Baru memperlihatkan empat hal penting kepada kita 1 Setiap kali Tuhan Yesus menampakkan diri dalam tubuh kebangkitanNya dan harinya disebut, selalu hari pertama dalam minggu itu Matius 281, 9, 10; Markus 169; Lukas 241, 13, 15; Yohanes 2019, 26. 2. Satu-satunya waktu di mana hari Sabat disebut di kitab Kisah Para Rasul sampai Wahyu, selalu dalam konteks penginjilan kepada orang-orang Yahudi, yang biasanya berlokasi di sinagog Kisah Para Rasul 13-18. Paulus menulis, “ Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat” 1 Korintus 920. Paulus tidak pergi ke sinagog untuk bersekutu dan membangun orang-orang suci, tapi untuk memenangkan dan menyelamatkan yang terhilang. Begitu Paulus mengatakan, “Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain" Kisah Para Rasul186, Sabat tidak pernah lagi disinggung. Sebagai ganti pengajaran ketaatan pada hari Sabat, bagian-bagian lain dari Pejanjian Baru justru mengindikasikan sebaliknya. Termasuk satu kekecualian yang ditemukan dalam Kolose 216. Tidak ada kewajiban bagi orang Kristen untuk memelihara Sabat. Menyatakan hari Minggu sebagai hari ”Sabat Kristen” juga tidak alkitabiah. Sebagaimana didiskusikan sebelumnya, hanya satu kali Sabat disebutkan setelah Paulus mulai menfokuskan diri pada orang-orang kafir, “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus” Kolose 216-17. Sabat orang Yahudi telah dihapuskan di atas salib ketika Kristus “menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita” Kolose 214. Ide ini diulangi lebih dari satu kali dalam Perjanjian Baru “Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah” Roma 145-6. “Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya? Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun” Galatia 49-10. Ada beberapa yang mengklaim bahwa perintah dari Konstantinus pada tahun 321 “mengubah” Sabat dari hari Sabtu ke hari Minggu. Pada hari apakah gereja mula-mula berkumpul untuk beribadah? Alkitab tidak pernah menyebut orang-orang percaya berkumpul untuk bersekutu atau beribadah pada hari Sabat Sabtu manapun. Namun demikian, ada ayat-ayat yang dengan jelas menyebut hari pertama dalam minggu itu. Contohnya, Kisah Para Rasul 207 menjelaskan bahwa “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti” Kisah 207. Dalam 1 Korintus 162 Paulus menasihati orang-orang percaya di Korintus “Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing—sesuai dengan apa yang kamu peroleh—menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah” 1 Korintus 162. Karena dalam 2 Korintus 912, Paulus menyebut persembahan ini sebagai ”pelayanan”, pengumpulan ini pastilah berhubungan dengan ibadah Minggu dari jemaat Kristen. Secara historis, Minggu, bukan Sabtu, adalah hari di mana biasanya orang-orang Kristen berkumpul di gereja, dan kebiasaan ini dapat ditelusuri kembali sampai abad pertama. Hari Sabat diberikan kepada Israel, bukan kepada Gereja. Hari Sabat tetap hari Sabtu, bukan hari Minggu dan tidak pernah diubah. Namun, Sabat adalah bagian dari Hukum Taurat Perjanjian Lama, dan orang-orang Kristen bebas dari belenggu Hukum Taurat Galatia 41-26; Roma 614. Orang Kristen tidak perlu memelihara Sabat – baik itu Sabtu atau pun Minggu. Hari pertama dalam minggu itu, hari Minggu, hari Tuhan Wahyu 110 memperingati ciptaan baru di mana Kristus adalah Pemimpin kita yang sudah bangkit. Kita tidak perlu mengikuti Sabat dari Musa – untuk beristirahat, namun bebas mengikuti Kristus yang bangkit – untuk melayani. Rasul Paulus mengatakan bahwa masing-masing orang Kristen harus memutuskan apakah akan beristirahat pada hari Sabat, “Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri” Roma 145 Kita beribadah kepada Allah setiap hari, bukan hanya pada hari Sabtu atau Minggu. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah orang-orang Kristen merayakan hari Sabat?
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ada banyak bukti dalam Alkitab dan dalam sumber-sumber sejarah lainnya bahwa orang-orang Kristen awal, sejak zaman Rasul-Rasul, bertemu dan kebaktian pada hari pertama minggu, bukan pada hari Sabat/ orang-orang Kristen tidak pernah mengkhususkan hari minggu karena bagi orang Kristen semua hari bisa beribadah. Lalu, mengapa secara umum orang Kristen beribadah di hari minggu? Karena hari minggu adalah hari libur seandainya hari libur internasional hari rabu, maka semua orang Kristen akan beribadah pada hari rabu. Karena bagi iman Kristen semua hari itu baik dan dapat digunakan untuk beribadah. Tidak ada hari khusus dalam iman Kristen. Bahkan di hari-hari lain orang Kristen tetap beribadah diluar hari minggu. Kristen bukan Yudaisme. Karena itu semua yang sifatnya budaya dan hari-hari besar dalam Alkitab yang hubungannya dengan perayaan orang Yahudi tidak diikuti oleh orang Kristen. Kristen bukan tentang budaya atau bangsa yang mengikuti Yahudi tetapi tentang ajaran yang diajarkan oleh Kristus dan Para Rasul. Rasul Kristus berkata "Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari sabat semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus" Kolose 216-17.Berdasarkan ayat ini dan banyak ayat lainnya, Kristen tidak mengikuti apa yang dilakukan oleh orang Yahudi, karena Kristen bukanlah Yudaisme agama Yahudi. Bagi Yahudi banyak makanan haram tetapi dalam iman Kristen semua makanan itu halal. Bagi Yahudi sabat/sabtu adalah hari "kudus/suci" tetapi dalam iman Kristen semua hari itu kudus dan sini kita akan melihat bukti-bukti orang Kristen mula-mula beribadah pada hari minggu hari pertama bukan pada hari sabat/ Pada hari minggu Yesus bangkit dari kematian Markus 169 bukan hari sabat/sabtu. 2 . Pada hari minggu Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya Markus 169 bukan hari sabat/ Pada hari minggu Yesus bertemu dengan murid-murid-Nya diberbagai tempat dan berulang kali Markus 169-11; Matius 288-10; Lukas 2434; Markus 1612-13; Yohanes 2019-23, bukan hari sabat/ Pada hari minggu Yesus memberkati murid-murid Yohanes 2019 bukan hari sabat/sabtu. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
Makna Hari Sabat Apakah hari Sabat itu? “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” Keluaran 208; lihat juga A&P 6829. Kata Sabat berasal dari kata Ibrani yang artinya istirahat. Sebelum Kebangkitan Yesus Kristus, hari Sabat memperingati hari istirahat Allah setelah Dia menyelesaikan Penciptaan. Itu merupakan sebuah tanda dari perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Kita membaca dalam kitab Kejadian bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam periode waktu, yang Dia sebut hari “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya” Kejadian 22–3. Sekarang Sabat juga memperingati Kebangkitan Yesus Kristus. Hari Sabat adalah setiap hari ketujuh. Itu adalah hari kudus yang ditetapkan oleh Allah bagi kita untuk beristirahat dari pekerjaan sehari-hari kita serta beribadat kepada-Nya. Tujuan Hari Sabat Bagaimana Anda akan menjelaskan tujuan hari Sabat kepada seseorang yang tidak mengetahui mengenai Sabat? Yesus mengajarkan bahwa hari Sabat dibuat untuk kepentingan kita lihat Markus 227. Tujuan Sabat adalah untuk memberi kita suatu hari khusus dalam seminggu untuk mengarahkan pikiran dan tindakan kita kepada Allah. Itu bukan sekadar hari untuk beristirahat dari pekerjaan. Itu adalah hari yang sakral untuk diluangkan dalam peribadatan dan kekhidmatan. Sewaktu kita beristirahat dari kegiatan rutin sehari-hari kita, pikiran kita dibebaskan untuk merenungkan hal-hal rohani. Pada hari ini kita hendaknya memperbarui perjanjian-perjanjian kita dengan Tuhan dan memberi makan jiwa kita dengan hal-hal dari Roh. Pikirkan tentang apa yang dapat Anda lakukan untuk mengingat tujuan Sabat sewaktu Anda mempersiapkan diri untuk hari tersebut setiap minggunya. Sejarah Sabat Hari ketujuh dikuduskan oleh Allah sebagai Sabat pada awal dunia lihat Kejadian 22–3. Sejak zaman dahulu, tradisi dari hari ketujuh yang sakral telah dipelihara di antara berbagai bangsa di bumi. Allah memperbarui sebuah perintah mengenai hari ini kepada bangsa Israel, dengan berfirman, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” Keluaran 208. Menguduskan hari Sabat juga merupakan sebuah tanda bahwa bangsa Israel adalah umat perjanjian-Nya lihat Keluaran 3112–13, 16; Yesaya 561–8; Yeremia 1719–27. Meskipun demikian, beberapa pemimpin Yahudi membuat banyak aturan yang tidak perlu mengenai Sabat. Mereka memutuskan berapa jauh orang dapat berjalan, jenis simpul apa yang dapat diikat, dan sebagainya. Ketika para pemimpin Yahudi tertentu mengecam Yesus Kristus karena menyembuhkan orang pada hari Sabat, Yesus mengingatkan mereka bahwa Sabat dibuat untuk kepentingan manusia. Bangsa Nefi juga menguduskan hari Sabat sesuai dengan perintah-perintah Allah lihat Yarom 15. Pada zaman modern Tuhan telah mengulangi perintah-Nya bahwa kita hendaknya mengingat hari Sabat dan menguduskannya lihat A&P 6829. Hari Tuhan Mengapa Sabat diubah dari hari ketujuh ke hari pertama? Sampai Kebangkitan-Nya, Yesus Kristus dan para murid-Nya menghormati hari ketujuh sebagai Sabat. Setelah Kebangkitan-Nya, Minggu dianggap sakral sebagai hari Tuhan sebagai peringatan akan Kebangkitan-Nya pada hari itu lihat Kisah para Rasul 207; 1 Korintus 162. Sejak waktu itu, para pengikut-Nya menetapkan hari pertama setiap minggu sebagai Sabat mereka. Dalam kedua kasus terdapat enam hari kerja dan satu hari untuk istirahat dan kebaktian. Tuhan telah memberi kita sebuah perintah langsung di zaman ini bahwa kita pun hendaknya menghormati hari Minggu, hari Tuhan, sebagai Sabat kita lihat A&P 5912. Bagaimana ingatan akan Kebangkitan dapat memengaruhi peribadatan kita pada hari Sabat? Menguduskan Hari Sabat Apa artinya menguduskan hari Sabat? Tuhan meminta kita, pertama-tama, untuk menguduskan hari Sabat. Dalam sebuah wahyu yang diberikan kepada Joseph Smith pada tahun 1831, Tuhan memerintahkan Orang-Orang Suci untuk pergi ke rumah sembahyang dan mempersembahkan sakramen mereka, beristirahat dari kerja mereka, dan melakukan ibadat mereka kepada Yang Mahatinggi lihat A&P 599–12. Kedua, Dia meminta kita untuk beristirahat dari pekerjaan sehari-hari. Ini artinya kita hendaknya tidak melakukan pekerjaan yang akan menahan kita dari memberikan perhatian penuh kita pada hal-hal rohani. Tuhan memberi tahu bangsa Israel, “Jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu” Keluaran 2010. Para nabi kita telah memberi tahu kita bahwa kita hendaknya tidak berbelanja, berburu, memancing, menghadiri acara olah raga, atau berperan serta dalam kegiatan serupa pada hari itu. Meskipun demikian, Presiden Spencer W. Kimball memperingatkan bahwa jika kita hanya bermalas-malasan tanpa berbuat apa-apa pada hari Sabat, kita tidak menguduskan hari itu. Sabat menuntut pemikiran dan tindakan yang membangun. Lihat Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Spencer W. Kimball [2006], 206. Apa saja yang dapat kita lakukan pada hari Sabat? Nabi Yesaya menyarankan bahwa kita hendaknya menjauhkan diri dari melakukan kesenangan pribadi kita dan hendaknya “menyebutkan hari Sabat hari kenikmatan,’ dan hari kudus Tuhan hari yang mulia’” Yesaya 5813. Kita hendaknya mempertimbangkan hal-hal bajik yang dapat kita lakukan pada hari Sabat. Sebagai contoh, kita dapat menguduskan hari Sabat dengan menghadiri pertemuan-pertemuan Gereja; membaca tulisan suci dan perkataan dari para pemimpin Gereja kita; mengunjungi yang sakit, yang lanjut usia, dan orang-orang terkasih kita; mendengarkan musik yang meneguhkan dan menyanyikan lagu-lagu rohani; berdoa kepada Bapa Surgawi kita dengan pujian dan berterima kasih; melakukan pelayanan Gereja; menyiapkan catatan sejarah keluarga dan sejarah pribadi; menceritakan kisah-kisah yang meningkatkan iman serta memberikan kesaksian kita kepada anggota keluarga dan membagikan pengalaman rohani kepada mereka; menulis surat kepada misionaris serta orang-orang yang kita kasihi; berpuasa dengan sebuah tujuan; dan meluangkan waktu bersama anak-anak serta yang lainnya di rumah. Dalam memutuskan apa saja kegiatan lain yang dapat kita lakukan secara pantas pada hari Sabat, kita dapat bertanya kepada diri sendiri Akankah itu meneguhkan dan mengilhami saya? Apakah itu memperlihatkan rasa hormat bagi Tuhan? Apakah itu mengarahkan pikiran-pikiran saya kepada-Nya? Mungkin ada saat-saat ketika kita harus bekerja di hari Sabat. Kita hendaknya menghindari ini sebisa mungkin, namun ketika itu benar-benar diperlukan, kita hendaknya masih mempertahankan roh peribadatan hari Sabat dalam hati kita sebanyak mungkin. Pikirkan mengenai sesuatu yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan upaya Anda untuk menguduskan hari Sabat. Jika Anda adalah orang tua atau kakek nenek, pikirkan sesuatu yang dapat Anda lakukan untuk menolong anak atau cucu Anda memahami makna Sabat. Berkat-Berkat karena Menguduskan Hari Sabat Apa saja berkat-berkat yang kita terima ketika kita menguduskan hari Sabat? Jika kita menghormati hari Sabat, kita dapat menerima berkat-berkat rohani dan duniawi yang luar biasa. Tuhan telah berfirman bahwa jika kita mematuhi hari Sabat dengan hati yang berterima kasih dan gembira, kita akan dipenuhi dengan sukacita. Dia telah berjanji “Kegenapan bumi menjadi kepunyaanmu, … baik untuk makanan maupun untuk pakaian, atau untuk rumah, atau untuk lumbung, atau untuk kebun buah-buahan atau untuk taman, atau untuk kebun anggur; Ya, segala barang yang berasal dari bumi, pada musimnya, dibuat untuk kepentingan dan penggunaan manusia, baik untuk menyenangkan mata maupun menggembirakan hati; Ya, untuk makanan dan untuk pakaian, untuk cita rasa dan untuk baunya, untuk menguatkan tubuh dan untuk menyegarkan jiwa” A&P 5916–19. Tulisan Suci Tambahan Keluaran 3116–17 Sabat adalah perjanjian tetap antara Tuhan dan umat-Nya Mosia 1316–19; 1823; Keluaran 351–3; Imamat 262–4, 6, 12 menghormati Sabat sebagai hari yang kudus Lukas 61–11 sah untuk berbuat kebaikan pada hari Sabat Lukas 1311–17; Yohanes 51–18 teladan Yesus dalam berbuat kebaikan pada hari Sabat
bukti hari sabat adalah hari sabtu