Beberapaahli merumuskan pengertian trust sebagai berikut: 1. Edilius dan Sudarsono. Ada dua poin pengertian trust menurut Edilius dan Sudarsono, di antaranya adalah: Gabungan dari perusahaan yang dilakukan untuk mengawasi, melakukan produksi dan mendistribusikan barang atau produk tertentu. Menyerahkan harta agar bisa dikelola oleh pihak lain. Fast Money. - Anda bisa menjadi kolumnis ! Kriteria salah satu akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini POLITIK dan kekuasaan power menjadi dua sisi mata uang yang saling berdekatan dan tidak terpisahkan satu sama lain. Keduanya juga menyentuh ke aspek-aspek lainnya, seperti ekonomi, sosial, dan budaya. Oxford Dictionary mendefinisikan politik sebagai upaya mendapatkan dan menggunakan kekuasaan dalam kehidupan publik serta upaya mempengaruhi berbagai keputusan yang berdampak pada suatu negara atau kekuasaan power merujuk kepada kewenangan yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Max Weber memaknai kekuasaan sebagai sarana bagi seseorang untuk mencapai keinginannya. Pemikiran serupa juga dikatakan Friedrich Nietzsche bahwa pada dasarnya manusia memiliki hasrat untuk berkuasa, umumnya diperoleh dengan jalan menguasai atau mempengaruhi orang lain. Dalam konteks perebutan kekuasaan, konflik antarindividu maupun kelompok sangat mungkin terjadi karena menurut Thomas Hobbes manusia secara alamiah bisa menjadi "serigala" bagi sesamanya homo homini lupus.Untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, manusia akan melakukan apa pun sekalipun ia harus menyakiti manusia lainnya. Kekerasan dalam balutan politik dan kekuasaan Di setiap level kehidupan sosial, kekuasaan sama halnya seperti barang berharga yang diinginkan sekaligus dipertahankan secara mati-matian oleh pemiliknya. Dalam konteks politik negara misalnya, kita bisa melihat contoh kudeta Angkatan Militer Myanmar atau Tatmadaw yang berupaya menjungkal pemerintahan sah yang terbentuk melalui proses demokratis. Kudeta militer yang menyebabkan setidaknya lebih dari 400 warga sipil terbunuh ini terjadi karena Tatmadaw sebagai kekuatan militer sekaligus kekuataan politik yang mendominasi struktur pemerintahan berupaya mempertahankan kekuasaannya yang telah langgeng selama kurun waktu 70 tahun pascakolonialisme Myanmar. Demi menjaga totalitas kekuasaannya, Tatmadaw juga melakukan operasi militer yang bersifat koersif dan penuh teror. Salah satunya adalah pembantaian terhadap kelompok minoritas etnis Rohingya selama kurun waktu satu dekade. Tag Rekomendasi untuk anda Powered by Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda. Terkini Lainnya LBsxrtcmX9SxXlPBa04450i class="articlNdonesigfTN"/>,113_ti=ECpdn Utuk memberikan komentar! ela /,113_ti=E20d" d__s=^\\]TT+/g, ce'0d" de' datdiv>,11s800 WIB = una000 WL ge__daf"Rab", "Kam", "BsxrtcmX9SxXlPB88kg9EL2Vo=/00 WL ge__daf"Raf" ,113_ti=E20d" data['article_url'] = artHn { // vatD,a" oodivs// pBa+94 ssee__list__title"> "article__list__tit"ia00365/"soaubti'=fref="httpGg keftCckt"ia00365/"soaubtieran ohliNpen iNass="article_kn> ,113_ti=E20d" data['article_url'] = artHn { // vatD,a" oodivs// pBa+94xarticle__date">16/06/2023, 1800 WIB e-i class=are2nlpcle__list__tit"ia00365/"soaubp$anjat-t 0ass=are2 class="cleg ku-=are2 class="cle/0x07E_knisbdpiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,>16/06/2023, 1800 WIBe-i class=are2nlpcle__list__ti; iv> Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan utama dalam menjalankan bisnisnya. Tujuan utama tersebut adalah mencari keuntungan yang besar. Namun, tidak hanya mencari keuntungan, perusahaan juga berusaha untuk mendapatkan kekuasaan ekonomi. Kekuasaan ekonomi merupakan suatu bentuk kekuasaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengendalikan pasar di suatu bidang tertentu. Apa yang Dimaksud dengan Kekuasaan Ekonomi? Kekuasaan ekonomi adalah suatu bentuk kekuasaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengendalikan pasar di suatu bidang tertentu. Perusahaan yang memiliki kekuasaan ekonomi dapat mengendalikan harga dan kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, perusahaan juga dapat memonopoli pasar dan mengalahkan pesaingnya. Kekuasaan ekonomi dapat diperoleh melalui beberapa cara, seperti melalui inovasi produk, penggunaan teknologi, dan strategi pemasaran yang efektif. Namun, ada juga perusahaan yang memilih untuk mendapatkan kekuasaan ekonomi dengan cara yang tidak fair, seperti dengan melakukan praktik kartel dan monopoli yang melanggar hukum. Manfaat Kekuasaan Ekonomi bagi Perusahaan Perusahaan yang memiliki kekuasaan ekonomi dapat memperoleh banyak manfaat, antara lain Mendapatkan keuntungan yang besar Mengendalikan pasar Memiliki bargaining power yang kuat Meningkatkan kepercayaan diri perusahaan Dengan mendapatkan keuntungan yang besar, perusahaan dapat mengembangkan bisnisnya dengan lebih cepat dan stabil. Selain itu, perusahaan juga dapat mengendalikan pasar dan memonopoli pasar, sehingga dapat menetapkan harga yang tinggi dan mengurangi persaingan dari pesaingnya. Mempunyai bargaining power yang kuat juga sangat berguna bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki bargaining power yang kuat dapat mempengaruhi harga bahan baku yang dibelinya dan juga harga produk yang dijualnya. Selain itu, perusahaan juga dapat mengendalikan persediaan bahan baku dan produknya sehingga dapat menghindari kenaikan harga yang tidak terkendali. Strategi Perusahaan dalam Mencari Kekuasaan Ekonomi Untuk mencari kekuasaan ekonomi, perusahaan harus memiliki strategi yang baik dan efektif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan Inovasi produk Penggunaan teknologi yang canggih Strategi pemasaran yang efektif Akuisisi perusahaan pesaing Inovasi produk merupakan salah satu strategi yang paling efektif dalam mencari kekuasaan ekonomi. Dengan menghasilkan produk yang inovatif dan berkualitas, perusahaan dapat menarik minat konsumen dan mengalahkan pesaingnya. Penggunaan teknologi yang canggih juga dapat membantu perusahaan dalam mencari kekuasaan ekonomi. Dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih, perusahaan dapat memproduksi produk dengan lebih efisien dan efektif. Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas produknya dengan penggunaan teknologi yang lebih canggih. Strategi pemasaran yang efektif juga sangat penting dalam mencari kekuasaan ekonomi. Perusahaan harus dapat memasarkan produknya dengan lebih baik dan menarik minat konsumen. Dengan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan dapat mencapai target pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan produk. Selain strategi di atas, perusahaan juga dapat mencari kekuasaan ekonomi dengan cara mengakuisisi perusahaan pesaing. Dengan mengakuisisi perusahaan pesaing, perusahaan dapat memperluas pangsa pasarnya dan mengurangi persaingan di pasar. Kelemahan Kekuasaan Ekonomi bagi Konsumen Walaupun kekuasaan ekonomi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, namun hal tersebut dapat berdampak buruk bagi konsumen. Berikut adalah beberapa kelemahan kekuasaan ekonomi bagi konsumen Monopoli harga Kualitas produk yang buruk Persaingan yang kurang sehat Perusahaan yang memiliki kekuasaan ekonomi dapat memonopoli harga produk yang dijualnya. Hal ini dapat merugikan konsumen karena mereka harus membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang sama. Selain itu, perusahaan juga dapat menurunkan kualitas produknya karena tidak ada pesaing yang dapat menandingi kualitas produknya. Persaingan yang kurang sehat juga dapat terjadi jika ada perusahaan yang memonopoli pasar. Persaingan yang kurang sehat dapat merugikan konsumen karena mereka tidak memiliki pilihan yang banyak dalam membeli produk. Selain itu, perusahaan juga dapat menggunakan strategi yang tidak fair dalam bersaing dengan pesaingnya. Kesimpulan Usaha sebuah perusahaan untuk mencari kekuasaan ekonomi adalah suatu hal yang wajar dalam menjalankan bisnisnya. Kekuasaan ekonomi dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti mendapatkan keuntungan yang besar dan mengendalikan pasar. Namun, kekuasaan ekonomi juga dapat berdampak buruk bagi konsumen, seperti monopoli harga dan kualitas produk yang buruk. Oleh karena itu, perusahaan harus mencari kekuasaan ekonomi dengan cara yang fair dan tidak merugikan konsumen. Kekuasaan Dalam Ekonomi Internasional – Keberadaan suatu teori sangat diperlukan untuk memberikan penjelasan terhadap pelbagai fenomena dengan melihat pada unit analisisnya individu, komunitas, organisasi, negara, asosiasi regional, atau gabungan antara pelbagai aktor;tingkat analisisnya mikro, mezzo atau makro yang juga identik dengan lokal/kecil, nasional/menengah, dan internasional/ besar;keterkaitan antara variabel-variabelnya independen atau dependen;regularitasnya, yaitu apakah pola-pola tertentu berulang;kemungkinan untuk melakukan generalisasi terhadap suatu fenomena tertentu; sertamemprediksi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin ditimbulkan oleh suatu fenomena pengamat beranggapan bahwa valid atau tidaknya suatu teori dapat dinilai dan solid atau tidaknya proposisi-proposisi yang dikemukakannya; jelas atau tidaknya gambaran tentang keterkaitan antar variabel yang ada dan lemah atau kuatnya daya prediksi teori tersebut. Walaupun tidak semua teori harus mampu melakukan prediksi, sebuah teori sekurang-kurangnya harus mampu memberikan eksplanasi logis terhadap berbagai kejadian yang ada. Sebagai contoh, dalam disiplin hubungan internasional teori Balance of Power Perimbangan Kekuatan yang dikemukakan kaum Realis dapat menjelaskan perilaku ofensif sebuah negara. Dengan berasumsi bahwa setiap negara mempunyai kecenderungan untuk memaksimalkan pencapaian kepentingan nasional dan kewajiban untuk meminimalisir ancaman dari luar, maka teori ini dapat memberikan eksplanasi logis terhadap perlombaan persenjataan serta persekutuan dan perseteruan antarnegara. Di dalam konteks pembangunan ekonomi, Teori Ketergantungan Dependency menjelaskan ketimpangan hubungan ekonomi antara negara maju dan berkembang. Menurut teori ini. hubungan eksploitatif yang memungkinkan repatriasi surplus produksi dari negara-negara satelit ke negara-negara pusat metropok telah membagi dunia menjadi dua bagian negara-negara maju yang dengan kekuatannya mendominasi pasar dunia, dan negara-negara terbelakang yang terus-menerus menyuplai produk dan profit ke negara-negara maju. Di dalam bisnis internasional terdapat salah satu macam pendekatan yang umum dipakai oleh para pakar dalam menganalisis fenomena transaksi ekonomi antarbangsa di berbagai literatur, yaitu pendekatan berorientasi kekuasaan power. Pendekatan Kekuasaan Dalam Ekonomi Internasional Pendekatan kekuasaan power dalam ekonomi internasional menekankan pada pentingnya faktor kekuasaan di dalam menganalisis hubungan ekonomi antarbangsa. Sebagaimana dikatakan Robert Keohane 1984 “Di dalam perekonomian dunia, kapan pun juga, para pelakunya menggunakan kekuasaan power untuk saling memberikan pengaruh satu sama lain agar dapat mencapai tujuan masing-masing. Hal inilah yang membuat ekonomi internasional sarat dengan muatan politik”. Secara sederhana, kekuasaan dapat dipahami sebagai kemampuan suatu pihak individu maupun lembaga untuk mencapai tujuan, baik dengan cara persuasi maupun pemaksaan kehendak. Di dalam bukunya, Economy and Society 1978, Max Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai “suatu situasi di mana aktor tertentu dalam melakukan hubungan sosial cenderung melakukan kehendaknya sendiri dalam menghadapi resistensi yang datang dari pelbagai pihak”. Sistem ekonomi pasar pun tidak lepas dari unsur kekuasaan. Sekalipun para pemikir liberal beranggapan bahwa mekanisme pasar dapat dengan sendirinya menciptakan kemakmuran bersama, persoalan bagaimana kemakmuran itu didistribusikan sering kali menjadi masalah besar. Elemen kekuasaan sering kali terlibat dalam menentukan siapa menerima bagian terbanyak di dalam berdaulat. Sejak akhir 1970-an, negara menjadi perhatian utama para pakar ekonomi-politik bersamaan dengan makin kuatnya perspektif negara dalam wacana politik. Ada dua hal yang mendorong negara dalam mendominasi kegiatan politik-ekonomi. Pertama, kecenderungan negara untuk selalu “mengungguli” pelbagai kekuatan kemasyarakatan dan membendung pelbagai tekanan yang datang dari kelompok maupun organisasi di luar negara. Keunggulan ini ditentukan oleh pelbagai cara. Pada masyarakat demokratis, keunggulan negara ditentukan oleh proses bargaining tawar-menawar, sedangkan pada masyarakat nondemokratis, keunggulan negara sering ditentukan oleh penggunaan kekerasan. Kedua, negara dianggap mampu untuk memaksakan kehendaknya kepada rakyat bilamana perlu. Dalam konteks ini Eric Nordlinger 1981 berbicara tentang strong state yang mengacu pada kemampuan negara untuk melakukan keinginannya tanpa hambatan berarti dari pihak-pihak lain. Karena negara memonopoli penggunaan kekerasan dan berhak untuk melindungi kepentingannya dengan seperangkat peraturan dan undang-undang, maka posisinya selalu sebagai pemegang privilege hak istimewa di dalam proses tawar-menawar dengan kekuatan-kekuatan yang datang dari masyarakat. Di dalam kajian ekonomi-politik internasional, teori yang dianggap paling mewakili pendekatan berorientasi pada kekuasaan dalam ekonomi internasional adalah Teori Stabilitas Hegemoni Hegemonic Stability Theory. Oleh para pencetusnya — Charles Kindleberger, Stephen Krasner, dan Robert Keohane — teori ini dipakai untuk menjelaskan stabilitas perdagangan internasional di bawah payung hegemoni Amerika Serikat. Teori ini berangkat dari asumsi bahwa stabilitas perekonomian dunia dapat tercipta jika ada satu kekuatan hegemonis yang kekuatannya militer maupun ekonomi — tidak dapat diimbangi oleh negara mana pun Hadiwinata, 1993 17. Stabilitas terjadi karena negara hegemonis dapat menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya termasuk kekuatan militer untuk memaksa pihak lain agar mematuhi peraturan dan standar perilaku internasional Kindleberger, 1973; Krasner, 1976; Gilpin, 1987. Robert Cox 1993 62 menggambarkan hegemoni sebagai suatu manifestasi struktur sosial, ekonomi, dan politik yang diekspresikan dalam bentuk norma-norma universal, institusi-institusi dan mekanisme-mekanisme yang mendasari aturan dan tingkah laku negara serta civil society yang melampaui batas-batas nasional — suatu tatanan yang menopang mode produksi yang dominan. Di bawah hegemoni AS sistem perdagangan bebas dapat menjamin terjadinya Balance of Power dan stabilitas. Menurut Kindleberger 1973, bagaimanapun liberalnya sebuah sistem internasional, stabilitas tidak akan pernah terwujud jika tidak ada kekuatan hegemonis yang dapat “menghukum” para pelanggar atau “memberikan imbalan” bagi mereka yang mematuhi peraturan maupun ketentuan. Pada masa pasca-Perang Dunia II, proyek rekonstruksi politik-ekonomi dunia dijalankan di bawah pengawasan AS sebagai kekuatan hegemonis. Proyek ini meliputi Marshall Plans, pembentukan lembaga keuangan internasional IBRD World Bank dan IMF, serta pelembagaan sistem perdagangan bebas dalam bentuk GATT General Agreement on Tariffs and Trade. Melalui lembaga-lembaga tersebut AS — dengan dibantu oleh Eropa Barat — memberlakukan sistem pasar bebas. Hingga awal dekade 1970-an AS berperan sebagai penjamin sistem pertukaran dunia melalui pemberlakuan sistem konversi langsung US dollar terhadap harga emas. Sekalipun pada dekade 1980-an, sistem perdagangan bebas sempat terguncang oleh berbagai konflik yang melibatkan AS, Jepang, dan Uni Eropa, namun pada dekade 1990-an AS kembali memainkan peran besar dalam memberlakukan prinsip perdagangan bebas di dalam konteks WTO World Trade Organization. Sejak pertemuan Marakesh pada tahun 1994, agenda WTO dapat disesuaikan dengan kepentingan AS untuk menciptakan sistem perdagangan dunia yang bebas dan terbuka. Secara ekonomis, sistem perdagangan bebas memang lebih menguntungkan negara-negara besar yang dapat dengan mudah berpindah dari satu bidang ke bidang lainnya. Teori Stabilitas Hegemoni beranggapan bahwa sistem kapitalisme dunia yang berlaku saat ini erat berkaitan dengan dominasi AS. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah Mengapa AS begitu dominan? Gilpin 1981 berusaha menjawab pertanyaan ini dengan menyatakan bahwa di dalam sistem perekonomian bebas — di mana para aktor bebas untuk melakukan transaksi — mereka yang berproduksi secara lebih efisien akan menghasilkan keuntungan lebih dari yang lainnya. Maka, tidak mengherankan jika AS — yang dianggap paling efisien secara ekonomis maupun politis — menjadi kekuatan terbesar dunia tanpa dapat diimbangi oleh negara-negara lain Gilpin, 1981 129. Alasan lainnya adalah perang dingin. Di sini kekuasaan dalam ekonomi internasional nampak. Liberalisme vs Sosialisme Pembagian dua kubu Liberalistne/Kapitalisme dan Komunisme/Sosialisme, di mana AS tampil sebagai pembela utama kekuatan liberal-kapitalis seolah-olah memberikan justifikasi bagi pelbagai aksi militer dan ekonomi AS di pelbagai wilayah dunia. Dengan dalih untuk menciptakan stabilitas perekonomian dunia dan upaya untuk membendung pengaruh ideologi radikal komunisme, maka AS merasa berhak untuk menggunakan kekuatan militernya yang besar untuk mengukuhkan diri sebagai sebuah kekuatan hegemonik dunia Hadiwinata, 1993. Secara historis, kebenaran asumsi teori ini dibuktikan oleh fakta bahwa sejak masa prasejarah hingga saat ini stabilitas politik ekonomi dunia tercipta di bawah perlindungan kekuatan-kekuatan hegemonik seperti Imperium Romawi pada masa Pax Romana 100 SM – 300, Belanda pada masa Pax Holanda 1200-an hingga 1600-an, Inggris pada masa Pax Britanica 1600-an hingga awal 1900-an, dan AS pada masa Pax Americana 1940-an hingga saat ini. Pax Americana bermula dari pertumbuhan pesat perekonomian AS. Antara tahun 1946 – 1949, AS menikmati surplus neraca pembayaran yang sangat signifikan. Supremasi teknologi dan kapasitas organisasional bangsa Amerika telah menghasilkan penumpukan kesejahteraan dari hasil transaksi produk dan jasa. Melalui pelbagai perusahaan multinasionalnya yang tersebar ke mancanegara, AS mengontrol perekonomian dunia. Pada awal dekade 1970-an, misalnya, perusahaan-perusahaan multinasional AS menguasai 52 persen dari seluruh investasi asing di dunia. Maka bagi AS, proteksionisme atau nasionalisme ekonomi dianggap berbahaya karena dapat menghambat peredaran barang dan jasa serta merusak kelancaran aliran modal antarnegara. Dalam konteks ini AS memainkan peran sebagai “bearer of world capitalist leadership” pemimpin kapitalisme dunia dengan menekankan pada prinsip pasar bebas keterbukaan Krasner, 1982. Terlepas dari fakta yang mendukung kebenaran asumsi-asumsinya, Teori Stabilitas Hegemoni mendapat kritikan tajam dari beberapa pakar. Salah seorang pengkritiknya, Robert Keohane, justru adalah orang yang sebelumnya merupakan salah satu pencetus teori ini. Menurut Keohane 1984, ukuran kekuatan power suatu negara yang dipakai teori ini terlalu mengandalkan pada faktor-faktor yang dapat dilihat tangible resources seperti GDP Gross Domestic Product, kekuatan militer, pemilikan sumber-sumber alam, jumlah penduduk, luas wilayah, dan lain-lain; serta kurang memberikan perhatian pada faktor-faktor yang tidak dapat dilihat intangible resources seperti kemampuan diplomasi, dukungan internasional yang diperoleh suatu negara, kemampuan untuk menarik investor asing, kemampuan untuk melakukan inovasi teknologi, dan lain-lain. Keohane bahkan sangat meragukan kemampuan negara hegemonik untuk mendiktekan kemauannya di dalam rezim moneter maupun perdagangan internasional. Sejak pertengahan dekade 1970-an AS tampak semakin kewalahan dalam upaya untuk mempertahankan peran “kepemimpinannya” dalam menyelesaikan pelbagai krisis moneter yang dialami negara-negara berkembang, terutama di Amerika Latin dan Afrika Keohane, 1984. Di dalam perdagangan internasional pun dominasi AS semakin menurun, terbukti ketika pada awal dekade 1970-an negara ini tidak mampu menjaga kestabilan dunia akibat aksi embargo minyak yang dilancarkan oleh negara-negara anggota OPEC Organization of Petroleum Exporting Countries. Di dalam forum GATT pun peran AS semakin menurun, terutama ketika banyak permintaan negara-negara anggota EC European Community yang lebih diakomodasi di dalam peraturanperaturan GATT. Demikianlah bahasan kami tentang kekuasaan dalam ekonomi internasional. Semoga ada manfaatnya dan sampai jumpa lagi dengan

upaya sebuah perusahaan untuk mencari kekuasaan ekonomi adalah